Jumat, 18 Maret 2011

a day with you




"Hey Rhinta! Aku serius!" teriak pemuda itu.
"Rhinta!"
Tapi Rhinta tetap berlalu, mengacuhkan pemuda itu yang berteriak memanggilnya tanpa memedulikan keramaian sekitar.

Cih, si Aria itu. Sudah berapa kali kubilang dia tak cocok untukku. Masih saja keras kepala. Dasar anak kecil.

Aria. Aria Nugraha. Sudah sekitar 4 bulan aku mengenalnya. Aku adalah alumni dari SMA tempat dia bersekolah. Yep, I'm his senior. Perkenalan kami terjadi ketika aku dan teman-teman seangkatanku yang masih menjalani semester tiga di salah satu perguruan tinggi favorit di kota kami berkunjung ke almamaterku untuk memberikan seminar kecil tentang kampusku. Si Tengil yang duduk di kelas 3 itu terus saja mengajukan pertanyaan-pertanyaan padaku mulai dari yang memang mengenai kampusku sampai ke hal-hal yang nggak penting banget Hal-hal nggak penting itu misalnya apa? Sebutin aja . Bahkan seusai seminarpun dia masih saja mengekorku. Apa sih maunya? Mengganggu saja.

Lalu entah dari mana dia berhasil mendapatkan nomor handphoneku. Cih, masa-masa suramku pun dimulai. Hampir setiap pagi buta dia meneleponku hanya sekedar untuk membangunkanku solat subuh.Yah, sebenarnya aku sedikit berterima kasih juga sih, hehe. Tapi lama-lama rasanya kesal juga kalau harus meladeni sms-sms nggak penting darinya yang selalu membombardir handphoneku hampir setiap jam sekali.
Dan akhir-akhir ini kelakuannya pun makin parah. Dia selalu menungguiku di depan rumah setiap aku akan kuliah dan juga menungguiku di kampus ketika jam kuliahku hari itu selesai. Well, tentunya selama bersesuaian dengan jadwal sekolahnya tentu saja. Ada saja yang diinginkannya. Ngajakin pulang bareng lah, nonton lah. Entah dari mana pula si tengil itu mendapat jadwal kuliahku. Coba dia sekolah sehari penuh ya. Haha. Tapi maksudku, rasanya seperti dikuntit saja. And I'm telling you, it feels ain't no good you know. Crap. Memangnya dia ini siapa? Pacarku? Sigh.

Fuh, lebih baik aku memikirkan Reza saja. Hehe. Sudah 8 bulan ini aku gencar mendekatinya. He's nice, cool, handsome, and most importantly, he's a grown up. Tak seperti si Tengil Aria. Cih, aku jadi memikirkannya lagi.
Aku belum tahu apakah Reza juga memiliki perasaan yang sama denganku. Aku belum berani memikirkannya. Saat ini aku cuma ingin segalanya sempurna. Maksudku, aku sedang menyiapkan hadiah kejutan untuk ulangtahun Reza bulan depan. Dan mungkin juga, pada hari itu aku akan diberi kekuatan untuk menyatakan perasaanku padanya. Hehe. Entahlah, kita lihat saja nanti.

Another story from me. Dibuat ketika sedang merasa gusar dan sedikit 'ababil' :D
No wonder ceritanya agak berbau-bau 'alay' :D
Kali ini cerita klasik tentang makhluk wanita bernama Rhinta yang dikejar-kejar cowok tanggung yang menurutnya 'nggak banget'. Sementara Rhinta sendiri sudah terobsesi dengan pria lain yang dianggap lebih matang dan menarik. Does this man feels the same way to? And how's the 'boy's fate? 

well, just enjoy the full version here :)
/span/div

Tidak ada komentar:

Posting Komentar